Feeds:
Posts
Comments

Archive for November, 2012

Definisi:

Gagal jantung merupakan suatu sindroma klinis kompleks yang didasari oleh ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah ke seluruh jaringan tubuh secara adekuat akibat adanya gangguan struktural dan fungsional dari jantung.

Kriteria:

  • Gejala-gejala berupa sesak napas yang spesifik saat istirahat atau beraktivitas dan/atau rasa lemah tak bertenaga,
  • Tanda-tanda berupa retensi air seperti kongesti paru, edema tungkai,
  • Dan objektif, ditemukannya abnormalitas dari struktur dan fungsi jantung.

 

Etiologi:

 

Epidemiologi:

  • Insidensi 2% penduduk Amerika Serikat,
  • Di atas 65 tahun menjadi 6-10%,
  • Gagal jantung diastolik lebih sering pada wanita,
  • Pada Asia dan Afrika seringkali disebabkan oleh penyakit jantung rematik,
  • Pada Eropa dan Amerika Utara sering karena aterosklerosis.

 

Faktor Risiko:

  • Usia lebih dari 65 tahun,
  • Diabetes mellitus,
  • Obesitas,
  • Penyakit jantung koroner.

 

Klasifikasi:

Berdasarkan letak:

  • Gagal jantung kiri,
  • Gagal jantung kanan.

 

Berdasarkan gangguan kontraksi dan relaksasi:

  • Gagal jantung sistolik: ketidakmampuan kontraksi jantung memompa sehingga curah jantung menurun dan menyebabkan kelemahan, kelelahan, penurunan kemampuan fisik, dan gejala hipoperfusi lainnya. Fraksi ejeksi < 40%,
  • Gagal jantung diastolik: gangguan relaksasi dan pengisian ventrikel. Fraksi ejeksi > 50%.

 

Berdasarkan cardiac output dan resistensi perifer:

  • Curah jantung tinggi (high-output): curah jantung tinggi, resistensi vaskular rendah,
  • Curah jantung rendah (low-output): curah jantung rendah, resistensi vaskular tinggi.

 

Klasifikasi menurut American Heart Association 2005

  • A: faktor risiko,
  • B: faktor risiko, kardiomegali, hipertrofi ventrikel kiri, dengan atau tanpa gangguan fungsi, asimptomatik,
  • C: dalam masa dekompensasi atau pernah mengalami gagal jantung,
  • D: gagal jantung berulang.

 

Klasifikasi Menurut Kriteria NYHA (New York Heart Association)

  • I: timbul gejala sesak napas pada kegiatan fisik yang berat,
  • II: timbul gejala pada kegiatan fisik sedang (dyspnoe, lemah badan, berdebar-debar),
  • III: timbul gejala pada kegiatan fisik yang ringan,
  • IV: timbul gejala pada kegiatan fisik yang sangat ringan atau istirahat.

 

Klasifikasi Gagal Jantung Akut dari Killip

  • I: tanpa tanda-tanda disfungsi ventrikel kiri,
  • II: Gallop S3 + ronchi basah < ½ lapang pandang paru belakang,
  • III: ronchi basah terdengar ½ atau kebih lapang paru belakang,
  • IV: syok kardiogenik (hipotensi dan edema paru).

Read Full Post »

Manifestasi Klinis

Berbagai manifestasi klinis hipertensi dapat diperoleh dari anamnesis ataupun pemeriksaan fisik. Hal-hal penting yang berkaitan dengan hipertensi harus diketahui, yaitu faktor-faktor risiko dan komplikasi hipertensi berupa kelainan organ target.

Faktor-faktor risiko terjadinya hipertensi adalah riwayat (hipertensi, penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus, dan dislipidemia) pada pasien ataupun keluarganya, kebiasaan merokok, obesitas, pola makan (tinggi lemak, garam, dan alkohol), kurang aktivitas fisik, dan kepribadian tertentu. Komplikasi yang tidak terkontrol dari hipertensi adalah adanya kerusakan organ target yaitu jantung, otak, mata, ginjal, dan pembuluh arteri perifer.

 

Anamnesis:

1. Lama dan derajat hipertensi sebelumnya

2. Tanda-tanda hipertensi sekunder:

1. Riwayat penyakit ginjal dalam keluarga (ginjal polikistik)

2. Penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, hematuria

3. Obat/bahan kimiawi yang dikonsumsi: pil kontrasepsi, minuman beralkohol, karbenoksolon, obat tetes hidung, kokain, amfetamin, steroid, obat anti inflamasi non steroid, eritropoietin, siklosporin)

4. Episode berkeringat, nyeri kepala (feokromasitoma)

5. Episode lemah otot dan kejang tetani (aldosteronisme)

3. Faktor-faktor risiko:

1. Riwayat hipertensi dan penyakit kardiovaskular pada pasien dan keluarga

2. Riwayat dislipidemia pada pasien dan keluarga

3. Riwayat diabetes mellitus pada pasien dan keluarga

4. Kebiasaan merokok

5. Pola makan

6. Obesitas, jumlah latihan fisik

7. Mendengkur, sleep apnoea (tanyakan juga kepada suami/istri/anak)

8. Kepribadian

4. Gejala-gejala kerusakan organ target:

1. Otak dan mata: nyeri kepala, vertigo, penglihatan kabur, transient ischaemic attacks, defisit sensorik atau motorik

2. Jantung: berdebar-debar, nyeri dada, sesak napas, bengkak tungkai

3. Ginjal: haus, poliuria, nokturia, hematuria

4. Arteri perifer: ujung-ujung kaki dingin, klaudikasio intermiten

5. Obat antihipertensi sebelumnya: jenis obat, keampuhan, efek samping

6. Faktor-faktor lingkungan, pribadi, dan keluarga

 

Pemeriksaan Fisik:

1. Tanda-tanda dugaan hipertensi sekunder dan kerusakan organ

1. Ciri-ciri sindroma Cushing

2. Stigmata kulit berupa neurofibromatosis (feokromasitoma)

3. Palpasi menunjukkan perbesaran ginjal (ginjal polikistik)

4. Auskultasi mendapatkan adanya murmur di abdomen (hipertensi renovaskular)

5. Auskultasi di prekordial atau dada terdengar murmur (koarktasio aorta atau kelainan aorta)

6. Pulsasi di femoral melambat dan lemah dan tekanan darah femoral menurun (koarktasio aorta atau kelainan aorta)

2. Tanda-tanda kerusakan organ

1. Otak: murmur di atas arteri leher, defek sensorik maupun motorik

2. Retina: funduskopi abnormal

3. Jantung: lokasi dan karakteristik apical cordis berubah, aritmia, irama gallop, ronki paru, edema tungkai

4. Arteri perifer: pulsasi menghilang, menurun, atau asimetri; ekstremitas dingin, lesi kulit iskemik

5. Arteri karotis: murmur sistolik

3. Bukti obesitas sentral

1. Berat badan

2. Penambahan ukuran lingkar perut (posisi berdiri) pria > 102 cm, wanita > 88 cm

3. Kenaikan indeks massa tubuh (berat badan (kg)/tinggi badan (m2)

4. Overweight: 25 kg/m2 ; obesitas: 30 kg/m2

 

Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan rutin

1. Gula darah puasa

2. Kadar kolesterol total

3. Kadar kolesterol LDL

4. Kadar kolesterol HDL

5. Kadar trigliserida puasa

6. Kalium darah

7. Asam urat darah

8. Kreatinin darah

9. Kreatinin klirens

10. Hemoglobin dan hematokrit

11. Urinalisis (ditambah mikroalbuminuria menggunakan tes dipstick dan pemeriksaan mikroskopik)

12. Elektrokardiogram

2. Pemeriksaan yang dianjurkan

1. Ekokardiogram

2. USG karotis

3. Proteinuria kuantitatif (bila tes dipstick positif)

4. Ancle-brachial Index

5. Funduskopi

6. Tes toleransi glukosa (jika gula darah puasa > 100 mg/dl)

7. ABPM (Ambulatory Blood Pressure Monitoring)

8. Pengukuran pulse wave velocity

Read Full Post »