Dalam mengasuh dan merawat ADHA selain dukungan medis dalam hal pemantauan aspek kesehatannya, dukungan moral dan kasih sayang pun sangatlah penting dan merupakan salah satu aspek yang utama.
Mendampingi dan Mendukung ADHA
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam mendampingi anak adalah:
- Menyatakan cinta kepada anak
- Mengenal kelebihan dan kekurangan anak
- Membangun rasa percaya diri anak
- Mendukung anak menjadi tangguh dalam menghadapi hidup
- Membangun kemampuan berpikir kritis
- Membantu anak menetapkan cita-cita
Bagaimana Cara Menyatakan Cinta bagi Anak?
- Gunakanlah bahasa cinta tiap kali akan berkomunikasi dengan anak
- Berikanlah pelukan kasih sayang sesering mungkin kepada anak
- Jadilah teman bermain bagi anak
- Siapkan makanan kesukaannya, jangan lupa untuk memperhatikan nutrisinya
- Saat anak berbuat salah atau gagal, berikanlah senyum penerimaan dan temani anak untuk mencoba dan memperbaikinya lagi
- Sesekali ajaklah anak dan anggota keluarga lain untuk berlibur bersama, seperti bermain ke pantai, ke kebun binatang, atau ke taman bermain.
5 Bahasa Cinta (Gary Chapman)
- Sentuhan fisik (posisi duduk yang berdekatan, memeluk, mencium, menggandeng, memijat, mengelus kepala, mengajak tos)
- Ucapkan kata-kata mendukung (mengatakan “aku sayang kamu”, bangga, pujian, menghibur, menulis surat cinta, menggunakan panggilan kesayangan)
- Berikan hadiah spesial (saat ulang tahun, hadiah prestasi, hadiah kejutan)
- Waktu bersama (menemani tidur, bekerja bersama, membacakan cerita/dongeng)
- Pelayanan (mengantar ke sekolah, menemani mengerjakan PR, merawat ketika sakit)
Hak Dasar Seorang Anak yang Harus Mereka Peroleh?
Setiap anak di dunia ini mempunyai hak-hak dasar yang dilindungi dan harusnya terpenuhi. Pada prinsipnya hak-hak itu adalah :
- Anak tidak boleh didiskriminasi /dibedakan berdasarkan keadaannya, contohnya ‘’Ih, kamu kok nggak bisa diam kayak anak yang lain sih!’’
- Anak berhak mendapatkan yang terbaik, contohnya mendapatkan perhatian cukup, mendapatkan makanan yang bernutrisi.
- Anak memiliki hak untuk hidup, bertumbuh, dan berkembang, misalnya anak didukung untuk bermain bola jika anak memang punya hobi bermain bola
- Anak memiliki hak untuk dihargai, contohnya saat anak telah merapikan mainannya sendiri orang tua memberikan pujian “Wah kamu hebat!’”
Membangun Rasa Percaya Diri pada Anak
- Bantu anak untuk menuliskan kelebihan dan kekurangan dirinya.
- Jika anak berhasil melakukan kebaikan, berilah pujian tulus atas kemampuannya tersebut, seperti ucapan “Terima kasih ya, Sayang”
- Memuji anak ketika ia berhasil melakukan sesuatu seperti:
- Membawa gelas minuman untuk tamu
- Naik dan turun tangga dengan baik
- Membuat pekerjaan rumah dengan benar
- Membereskan mainan sendiri
- Berhasil tidak mengompol
- Menaruh piring dan gelas bekas makan di tempat cuci piring, dan lain-lain
- Ucapkan “Wah, kamu hebat ya sudah bisa melakukannya dengan baik.”
- Membuat buku Prestasi Hidup
- Isilah buku tersebut dengan keberhasilan dan hal-hal baik yang dilakukan anak setiap hari atau setiap minggu seperti makan sendiri tanpa dibantu, mandi sendiri tanpa dibantu, tidak mengompol, dan lain-lain
- Mendukung anak menjadi tangguh dalam menghadapi kesulitan
- Jadilah teladan ketabahan bagi anak
- Ceritakan kisah hidup orang tabah, misalnya seorang yang lahir tanpa kemampuan mendengar (tuli) bisa menjadi dosen sebuah universitas ternama karena semangatnya
- Biarkan anak mencoba menyelesaikan masalahnya sendiri, misalnya saat anak lupa menaruh di mana mainannya biarkan ia menemukannya dengan caranya sendiri
- Berikan anak tugas atau tanggung jawab di rumah, misalnya merapikan mainan sendiri, membereskan tempat tidur
- Dukung anak untuk menyelesaikan masalahnya dengan mengatakan “Ayo, kamu pasti bisa!”
Mengenalkan Rasa Syukur pada Anak
Rasa syukur membuat anak tidak mudah mengeluh dalam menjalani hidupnya. Beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua untuk mengenalkan rasa syukur pada anak:
- Jadilah teladan syukur bagi anak. Tunjukkan rasa syukur untuk hal-hal sederhana, misalnya syukur untuk napas yang masih Tuhan beri, syukur untuk persediaan air yang dimiliki, syukur untuk sepasang baju yang masih dimiliki dan masih banyak hal sederhana lainnya.
- Biasakan budaya berterima kasih bersama anak. Selalu mengucapkan terima kasih setiap kali anak melakukan sesuatu hal yang baik, dan mintalah anak untuk mengucapkan terima kasih setiap kali anak menerima bantuan.
- Buatlah daftar syukur dalam hidup bersama anak. Menyebutkan 5 hal yang bisa disyukuri pada hari itu sebelum istirahat tidur malam.
Membangun Kemandirian pada Anak
- Biarkan anak bermain
- Anak-anak belajar banyak hal ketika mereka bermain. Biarkan sesekali anak berlama-lama mandi hanya untuk mengamati gelembung air yang jatuh dari kran, atau menuangkan sabun dan shampo ke ember-ember air untuk melihat manakah yang menghasilkan gelembung paling besar. Bermain di luar ruangan dan bermain peran (kucing dan tikus, atau maling dan polisi) juga akan membantu anak untuk mencoba sesuatu yang berbeda
- Terbukalah pada pertanyaan anak
- Saat anak bertanya, “Darimana keluarnya adik bayi?” jawablah bahwa bayi keluar dari tubuh seorang perempuan dan pancinglah anak dengan pertanyaan pancingan baru “Kalau telur ayam darimana ya keluarnya?
- Jangan hentikan pertanyaan anak
- Anak mempunyai banyak pertanyaan di kepalanya. Anak akan sering menyampaikan banyak pertanyaan secara berturut-turut misalnya, ‘’Kenapa buang sampah sembarangan itu tidak boleh?’’ Sebelum pertanyaan dijawab anak akan mengajukan pertanyaan yang baru ‘’Tapi kenapa temanku kemarin buang bungkus permen di selokan?’’ ‘’Kenapa ibu temanku itu membiarkan?’’
- Terimalah cara pandang anak yang berbeda
- Dukung anak Anda untuk memandang segala persoalan dari cara pandang yang berbeda. Saat ia bercerita tentang seorang teman sekelas yang nakal dan dijauhi kawan-kawannya, Anda bisa mengatakan “Oh mungkin ia ingin main sama-sama, tapi nggak tahu gimana caranya supaya teman-teman mau main sama dia.”
- Mencari sumber lain
- Saat anak bertanya tentang arti suatu kata dalam bahasa daerah atau bahasa Inggris yang sering ditemuinya, katakan, “Coba kita tanya pada Kakak. Mungkin Kakak tahu jawabannya.” Atau jika Anda punya koneksi internet di rumah, Anda bisa bilang,”Hmmm … Apa ya? Coba Adek cari di Google Translate.”
- Mengenalkan hubungan sebab akibat
- Waktu anak bertanya tentang mengapa kita tidak boleh membuang sampah sembarangan, Anda dapat menjawabnya dengan, “Gimana rasanya kalo Adek uang bungkus permen di tempat tidur Adek, trus Adek tidur di situ. Enak nggak rasanya?”
Membantu Anak Menetapkan Cita-cita
- Anak menyukai dan mencintai sesuatu sehingga menjadikannya sebagai cita-cita (mengenali minat anak)
- Anak mahir melakukan sesuatu sehingga memilih hal tersebut sebagai cita-citanya (mengenali bakat anak)
- Cita-cita tersebut dibutuhkan oleh lingkungan sekitarnya
- Anak dibayar untuk melakukan cita-citanya (profesi anak di masa depan)
Berbicara dengan Anak Anda mengenai HIV
Memberikan informasi anak Anda tentang HIV akan menjadi sebuah proses. Apa yang Anda katakan akan tergantung pada usia anak, tingkat pemahaman, dan kesiapan mereka untuk mengetahui tentang HIV. Sangat penting untuk berpikir tentang bagaimana dan kapan Anda akan memberikan informasi anak Anda tentang baik mereka sendiri dan/atau infeksi HIV Anda. Sangat penting bahwa Anda menggunakan bahasa yang mudah untuk dimengerti oleh anak. Cobalah untuk jujur dan konsisten. Menyembunyikan kebenaran bisa membuat Anda mengalami masalah di kemudian hari.
Diskusikan dengan tim pemberi layanan kesehatan termasuk dokter, perawat dan psikolog jika Anda mengalami kesulitan untuk membicarakan mengenai HIV dengan anak Anda. Orang tua atau pengasuh lain dari anak dengan HIV juga dapat membantu Anda dengan berbagi pengalaman mereka dengan Anda. Anda perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi reaksi yang mungkin terjadi dan dukungan yang mungkin
Anda butuhkan.
Menyediakan Informasi Seiring dengan Perkembangan Anak
Kita semua ingin mendukung anak untuk tumbuh bahagia dan sehat sampai dewasa. Pengasuh dipercayakan untuk melakukan pekerjaan yang sangat penting dalam pengungkapan HIV ke anak. Proses ini dapat menjadi pengalaman
positif atau negatif dan dapat memastikan apakah anak dengan HIV hidup secara positif atau tidak. Anak memiliki hak untuk mengetahui status kesehatan sehingga mereka dapat memperoleh dan mengelola pengobatan, tetapi proses ini harus dilakukan secara memadai.
Ada banyak alasan mengapa lebih baik bagi anak untuk mengetahui bahwa dirinya HIV positif dibandingkan menyembunyikan mengenai HIV dengan anak:
- Memungkinkan anak memainkan peran aktif dalam perawatannya
- Meningkatkan kepatuhan terhadap pengobatannya
- Mendukung penyesuaian emosional dan kemampuan untuk mengatasinya
- Menghargai anak
- Menguatkan kepercayaan dan hubungan antara anak dan pengasuh
- Membantu menghindari kekhawatiran dan kecemasan yang terpendam
- Memungkinkan anak mencari dukungan kebutuhan yang mungkin akan dibutuhkan
- Memungkinkan anak menyatakan kesedihan dan ketakutannya, dan mengajukan pertanyaan
- Memungkinkan anak memiliki pengetahuan dan informasi tentang HIV yang benar dan pada akhirnya memiliki kepercayaan diri untuk mengatasi permasalahannya
- Mengetahui yang sebenarnya akan memberdayakan anak dalam membuat pilihan hidup
- Mengungkapkan yang sebenarnya bisa melegakan, dan mungkin tidak seburuk dengan kekhawatiran yang terpendam
- Dapat membantu anak untuk menyikapi dampak buruk yang akan terjadi nanti
- Dapat membantu anak menghindari kinerja sekolah yang buruk
- Menghormati hak anak (anak memiliki hak untuk tahu)
Pada usia yang masih sangat muda, dimana anak tidak mengerti mengenai HIV, menjelaskan dengan menggunakan kata “HIV” akan menyebabkan kebingungan. Anda dapat membantu menjelaskan dengan kalimat:
- Kita mengunjungi dokter hari ini karena adik memiliki penyakit yang terkadang membuat adik merasa tidak enak badan
- Dokter dan perawat ingin bertemu dan melihat keadaan adik
- Obat yang adik gunakan akan membantu adik untuk merasa lebih baik/tetap sehat
- Setelah anak mulai menginjak usia remaja dan menjelang usia dewasa, Anda harus memberikan informasi lebih lanjut. Misalnya, Anda mungkin ingin mengatakan sesuatu seperti:
- Alasan adik harus pergi ke klinik karena ada sesuatu dalam darah adik
- Tes darah yang dilakukan akan melihat apa yang ada di dalam darah adik dan apa yang harus dilakukan untuk membuat adik tetap sehat
- Obat yang digunakan akan membuat tubuh adik bekerja sebagaimana mestinya dan mencegah adik menjadi sakit
- Obat-obatan adik bekerja sangat baik, menjaga virus dalam darah adik tidur sehingga adik tidak sakit
- Saya juga minum obat saya juga, dan virus saya tertidur juga dan kita berdua sehat
Kebanyakan anak siap untuk memiliki percakapan terbuka mengenai HIV saat mereka berada di sekolah dasar. Umumnya, mereka harus tahu bahwa mereka memiliki HIV pada saat mereka pergi ke sekolah menengah. Informasi yang Anda berikan pada saat mereka memasuki sekolah menengah harus menyebutkan HIV sebagai “HIV”. Pikirkan tentang apa yang Anda butuhkan untuk memberitahu anak Anda. Mereka tidak perlu mengetahui banyak detail tentang HIV atau tahu semua tentang langsung penyakit. Memberikan informasi terlalu banyak hanya dapat mempersulit mereka dan membuat mereka bingung dan khawatir.
Berbicara dengan anak Anda mungkin sulit atau bahkan menyakitkan bagi Anda. Tapi hal tersebut dapat membantu anak Anda untuk merasa terlibat dan memberikan mereka rasa memiliki kontrol atas pengobatan dan perawatan mereka. Hal ini juga dapat membantu membangun rasa percaya diri dan membantu mengurangi rasa takut dan kecemasan. Cobalah untuk memberikan waktu yang rutin untuk bercakap-cakap dengan anak Anda, karena pertanyaan anak atau masalah anak-anak cenderung berubah dari waktu ke waktu.
Bersiaplah untuk menjawab pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan yang mungkin ditanyakan meliputi:
- Bagaimana saya bisa mendapatkan infeksi ini?
- Berapa lama saya akan hidup?
- Apakah aku akan mati?
- Apa yang akan terjadi padaku?
- Apakah Anda juga memiliki HIV ?
- Bagaimana kau bisa terinfeksi HIV?
- Dapatkah saya dapat menularkan orang lain?
- Dapatkah saya memberitahu teman-teman saya mengenai hal in?
- Akankah HIV pernah pergi?
Anda mungkin dapat memikirkan banyak pertanyaan lain yang mungkin ditanyakan oleh anak Anda. Pertanyaan akan bervariasi tergantung pada berapa usia anak Anda dan berapa banyak mereka pahami, dan apakah ada anggota keluarga yang telah meninggal karena HIV. Beberapa pertanyaan ini mungkin aneh, sulit atau memalukan, tetapi jika Anda berpikir tentang pertanyaan ini, Anda bisa merasa lebih siap jika pertanyaan ini benar-benar ditanyakan. Kadang-kadang orang tua merasa sangat sulit untuk mulai berbicara secara terbuka tentang HIV kepada anak mereka. Tim di layanan kesehatan anak Anda dapat membantu Anda dengan melakukan hal ini untuk pertama kalinya, dan mendukung Anda dan anak Anda sebagaimana pengetahuan anak Anda tentang HIV berkembang.
Banyak orang tua takut bahwa anak-anak mereka kemudian akan memberitahu orang lain bahwa mereka memiliki HIV. Pada kenyataannya, anak-anak jarang melakukan hal ini, ketika mereka didukung oleh keluarga dan para pemberi layanan kesehatan mereka untuk mengeksplorasi mengapa informasi tertentu bersifat pribadi dan siapa yang perlu tahu. Orang tua mungkin takut bahwa anak mereka akan marah bahwa mereka telah “diberikan” HIV. Reaksi ini jarang terjadi dan dalam jangka panjang, Anda dapat membantu anak Anda mengelola dampak emosional dari HIV melalui percakapan yang terbuka dan mendukung sehingga akan membantu mengurangi perasaan marah.
Sebagian besar anak-anak dan orang tua benar-benar menjadi lebih dekat, dan merasa lebih kuat terhubung ketika mencoba untuk saling mendukung satu sama lain. Anda mungkin tergoda untuk menunda memberitahu anak Anda tentang HIV. Anak biasanya mulai sangat paham tentang keadaan kesehatan mereka ketika memasuki sekolah menengah, namun percakapan terbuka harus dimulai sejak usia yang lebih muda. Ketika anak menjadi lebih dewasa mereka akan lebih merasa marah jika informasi penting mengenai tubuh dan kesehatan mereka tidak diinformasikan kepada mereka, dan hal ini tidak membantu hubungan dengan orang tua.
Jadi Perlu untuk Diingat
- Banyak anak dengan HIV memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah dengan sangat baik, termasuk ketika mengetahui bahwa ia terinfeksi
- Jelaskan secara perlahan-lahan. Berikan informasi secara singkat dan jelas
- Dorong mereka untuk mengajukan pertanyaan. Jika Anda memberi mereka selebaran atau brosur untuk dibaca, berikan waktu untuk bertanya apa yang mereka pikirkan tentang informasi tersebut dan apakah mereka mengerti informasi yang mereka baca
- Anak-anak harus mengetahui bahwa Anda selalu bersedia untuk mendukung mereka—ini akan membantu mereka merasa bahwa HIV adalah sesuatu yang dapat dibicarakan dengan Anda
- Bicarakan dengan staf di klinik/RS anak Anda atau kelompok dukungan sebaya untuk mengetahui apakah ada seseorang yang dapat Anda hubungi jika mereka perlu untuk mengajukan pertanyaan atau jika mereka ingin berbicara dengan seseorang di luar keluarga
Kesimpulan
- Jika Anda seorang perempuan yang hidup dengan HIV, sangat penting bahwa anak-anak Anda dites untuk HIV
- Perjalanan infeksi HIV pada anak-anak berbeda dengan yang terlihat pada orang dewasa. Kesehatan anak Anda harus dipantau secara teratur
- Pengobatan untuk HIV sangat efektif, dan anak-anak dengan HIV yang mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan dapat berharap untuk hidup yang panjang, sehat.
- Menggunakan pengobatan secara patuh sangat penting dan klinik dapat menyarankan cara untuk membantu pengasuh dalam hal ini
- Anak-anak dengan HIV perlu diberi informasi tentang penyakit mereka sesuai dengan usia dan perkembangan mereka
- Keputusan untuk memberitahu orang lain bahwa anak Anda memiliki HIV adalah keputusan Anda tetapi lebih baik untuk berhati-hati tentang hal ini sebelum membuat keputusan ini. Demikian juga ketika anak Anda bertambah dewasa, mereka dapat memutuskan siapa yang tahu dan bagaimana mereka memberi tahu orang-orang, tetapi mereka mungkin membutuhkan dukungan Anda untuk merencanakan hal ini.
- Ada banyak dukungan yang tersedia untuk membantu Anda dan anak Anda hidup dengan baik dengan HIV.
Disadur dari:
Yayasan Spiritia. 2016. Pahami dan Dukunglah Kami (Panduan untuk Pengasuh). Seri Buku Kecil.