Kadangkala kita malas belajar dan tak tahu bagaimana harus melakukannya. Seringkali kegiatan sekolah itu sangat membosankan dan menyebalkan bagi saya sendiri. Nah, sepertinya saya harus mulai berintrospeksi diri. Berikut ini kita bisa menyimak perkataan Santo Vincent de Paul bagi para pelajar.
Gunanya Belajar atau Sekolah
“Studi akan menjadi sarana bagi kita untuk menuju Allah… dan akan meningkatkan kemampuan kita untuk menghasilkan buah bagi sesama.” (DBSV V, 35)
Nasihat bagi yang Sedang Belajar
“Belajar hendaklah menjadi pekerjaan yang paling penting bagi Anda, selain berusaha untuk semakin berkenan kepada Tuhan dengan menjalankan keutamaan-keutamaanNya.” (DBSV I, 219 – SV VII, 624 – 28 Juni 1659)
Belajar secara Wajar
“Hendaknya belajar secara wajar, hanya terdorong oleh keinginan untuk memperoleh pengetahuan yang berguna bagi kita sesuai dengan status kita.” (DBSV V, 174)
Kasih dan Pengetahuan Harus Berjalan Seiring
“Hendaknya belajar dengan cara tertentu sehingga kasih dapat mengimbangi pengetahuan; … dengan cara itu mencapai kesucian dan pengetahuan yang kokoh.” (DBSV V, 175)
Bertumbuh dari Hari ke Hari
“Hendaknya Anda terus berjuang untuk menghayati keutamaan-keutamaan dan untuk bertumbuh dari hari ke hari dalam usaha meneladani Tuhan kita.” (DBSV III, 76 – SV VI, 42 – 25 Juli 1656)
Membaca Buku yang Baik
“Kita harus berusaha memperkaya jiwa kita dengan semangat rohani, sama seperti dengan ilmu, dan untuk itu hendaknya kita membaca buku-buku yang baik dan berguna.” (DBSV V, 35)
Kuasailah Ilmu, Tetapi Jangan Sombong
“Ilmu memang dibutuhkan… dan celakalah mereka yang tidak memanfaatkan waktu dengan baik! Namun, kita harus sangat berhati-hati… karena pengetahuan menjadikan orang sombong.” (DBSV V, 175)
Tahu Berterima Kasih
“Kita harus sungguh waspada, agar kita tidak jatuh dalam sikap tak tahu berterima kasih terhadap orang-orang yang baik karena kebaikan yang telah mereka lakukan untuk kita.” (DBSV V, 209 – 9 April 1651)
Tahu Bersyukur
“Sikap tidak bersyukur adalah kejahatan yang paling jahat.” (SV VIII, 37)
Sekaligus Pandai dan Rendah Hati
“Oh! Betapa sulit menjumpai seorang yang benar-benar pandai dan sekaligus benar-benar rendah hati.” (DBSV V, 174)
Hati-Hati dengan Ambisi
“Allah tidak mengutus kita untuk mendapat kedudukan dan tugas-tugas terhormat, tidak juga untuk bertindak dan berbicara dengan maksud pamer dan menonjolkan kekuasaan, melainkan untuk melayani orang-orang miskin.” (DBSV V, 80)
Mengapa Sibuk Mengejar Jabatan?
“Andaikata Penyelenggaraan Ilahi bermaksud memanggil Anda untuk suatu jabatan…, tentu Dia tidak akan mendorong Anda untuk mencari kedudukan itu, melainkan akan mendesak mereka yang berwenang… agar mau memilih Anda untuk tugas tersebut.” (DBSV I, 45 – SV IV, 18)
Menggunakan Kata-Kata yang Sederhana
“Dalam semua kegiatan marilah mengikuti jejak-jejak kerendahan hati Yesus Kristus, marilah menggunakan kata-kata yang sederhana, umum, dan familiar.” (DBSV V, 117)
Makin Rendah Hati, Makin Penuh Kasih terhadap Sesama
“Kita harus berjuang menjadi rendah hati karena semakin seseorang menghayati kerendahan hati, semakin dia akan penuh kasih terhadap sesama.” DBSV V, 1)
Obat Melawan Perasaan Antipati
“Kerendahan hati adalah obat mujarab terhadap perasaan antipati. Karena berkat kerendahan hati itu, kita menjadi lemah lembut dan cenderung menghargai orang lain lebih daripada diri kita sendiri.” (SV IV, 45 – 26 Juli 1656)